PEROKOK LEBIH RENTAN TERINFEKSI COVID-19

MENGAPA PEROKOK LEBIH RENTAN TERINFEKSI COVID-19?

Dalam kasus pandemi COVID-19 yang sedang kita alami, terdapat beberapa kelompok dengan risiko terinfeksi dan tingkat keparahan yang lebih tinggi — salah satu kelompok tersebut adalah perokok.

Perokok mengalami penurunan sistem imun tubuh, termasuk respon terhadap infeksi penyakit.[1] Tidak hanya infeksi yang ditimbulkan oleh COVID-19, pada dasarnya perokok mengalami peningkatan risiko infeksi terhadap virus lain juga seperti adenoviruses, rhinoviruses, respiratory syncytial viruses (RSV), influenza, atau pun bentuk coronavirus lainnya seperti SARS dan MERS.[2] Namun, memang tidak dapat dipungkiri, di masa pandemi ini para perokok diharapkan untuk lebih menjaga diri karena beberapa penelitian telah menunjukkan adanya peningkatan keparahan gejala pada perokok yang terinfeksi COVID-19.

 

Penelitian oleh Zhang et al. (n=140 pasien)

 

Pasien kritis (n= 58 orang)

3.4% perokok aktif

6.9% mantan perokok

 

Pasien stabil (n= 82 orang)

0% perokok aktif

3.7% mantan perokok

Penelitian oleh Guan et al. (n= 1099 pasien)

 

Pasien ICU/ventilator/ meninggal:

25.5% perokok aktif

7.6% mantan perokok

 

Pasien kritis (n= 173 orang)

16.9% perokok aktif

5.2% mantan perokok

 

Pasien stabil (n= 926 orang)

11.8% perokok aktif

1.3% mantan perokok

[16:45, 3/27/2020] Fullerton Lei: Penelitian oleh Liu et al. (n= 78 orang)

27.3% dari seluruh pasien yang berada dalam status kritis adalah perokok aktif

 

KESIMPULAN

Perokok berisiko mengalami kondisi 1.4 kali lebih parah sekitar 2,4 kali lebih membutuhkan penanganan di ICU, menggunakan ventilator hingga ke kematian dan

Bagaimana perokok menjadi lebih rentan secara mikrobiologi?

Virus menggunakan banyak alternatif reseptor (sel yang akan berikatan dengan sel lain) untuk masuk dan tinggal dalam paru-paru manusia. Pada penelitian Guoshuai et al. [3], menunjukkan bahwa terdapat 3 reseptor utama yang akan berikatan dengan COVID-19, salah satunya adalah ACE2. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa pada paru-paru perokok ditemukan lebih banyak reseptor ACE2 dibandingkan pada orang yang tidak merokok. Jumlahnya semakin banyak pada perokok yang lebih berat. Dengan lebih banyaknya jumlah reseptor pada paru-paru perokok, artinya lebih banyak tempat bagi virus untuk masuk dan berkembang.

 

Referensi:

[1] Varvadas, Constantine and Katerina, Nikitara. (2020). COVID-19 and smoking: A Systematic Review of The Evidence. Tobacco Induced Disease,2-3. doi.org/10.18332/tid/119324

[2] Lee, Bruce Y. (2020, March 21). How Does The COVID-19 Coronavirus Kill? What Happens When You Get Infected. Forbes. Retrieved from https://www.forbes.com/

[3] Cai, G.; Cui, X.; Zhu, X.; Zhou, J. A Hint on the COVID-19 Risk: Population Disparities in Gene Expression of Three Receptors of SARS-CoV. Preprints 2020, 2020020408 (doi: 10.20944/preprints202002.0408.v1).

Related posts

error: Content is protected !!